Kunjungan Remaja Lintas Iman ke Rumah Ibadah Perkuat Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta

Ohoidertawun, 13 September 2025 — Kegiatan kunjungan remaja dan pemuda lintas iman ke rumah-rumah ibadah mendapatkan respon positif dari pemuka agama Islam, Protestan, dan Katolik di Desa Ohoidertawun. Program ini merupakan bagian penting dari implementasi Kurikulum Berbasis Cinta, sebuah program unggulan Kementerian Agama Republik Indonesia yang menggunakan pendekatan Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya (LKLB) yang dilaksanakan oleh TIM PKM Moderasi beragama IAKN Ambon.

Kegiatan ini memiliki sejumlah manfaat signifikan, khususnya bagi pembinaan karakter dan peningkatan toleransi generasi muda. Pertama, kunjungan tersebut menumbuhkan sikap saling menghargai. Dengan langsung melihat tradisi, tata ibadah, dan nilai-nilai spiritual agama lain, generasi muda belajar bahwa setiap agama mengajarkan nilai luhur yang mendorong kebaikan, perdamaian, dan kasih sayang.

Kedua, kunjungan memperluas wawasan lintas budaya dan keagamaan. Remaja dan pemuda tidak hanya memahami ajaran agama mereka sendiri, tapi juga mendapatkan literasi baru tentang keragaman dan pluralitas yang ada di Indonesia. Hal ini memperkaya perspektif mereka dalam memandang perbedaan sebagai anugerah, bukan ancaman.

Ketiga, kegiatan ini memperkuat toleransi dan persaudaraan kebangsaan. Dengan bangunan interaksi langsung di ruang-ruang ibadah, anak muda mendapatkan pengalaman nyata hidup berdampingan secara damai, sehingga memperkokoh persatuan dalam keberagaman.

Keempat, program ini berfungsi sebagai sarana edukasi karakter berbasis cinta, dimana generasi muda dilatih untuk menumbuhkan kasih, empati, dan kepedulian kepada sesama manusia tanpa memandang perbedaan keyakinan.

Pendekatan Literasi Keagamaan dan Lintas Budaya (LKLB) dalam Kurikulum Berbasis Cinta ini menjadi model pendidikan yang diharapkan dapat diterapkan secara luas oleh berbagai lembaga pendidikan guna memperkuat nilai moderasi beragama dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.